Memahami Kecakapan Era 4.0 (Revolusi Industri Keempat)

Era 4.0 (revolusi industri keempat) adalah manufaktur yang terhubung secara digital, yang sering kali disebut sebagai "Industri 4.0", mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik, jenis material baru serta sistem produksi. Revolusi industri keempat ini dicirikan oleh kompleksnya persoalan yang akan dihadapi penduduk dunia. Semua jenis pekerjaan akan semakin kompleks. Hal ini disebabkan kombinasi globalisasi dengan teknologi informasi yang kecepatan perkembangannya sangat diluar dugaan. Untuk dapat berkiprah di era ini diperlukan kecakapan menangani persoalan yang kompleks.

Persiapan menghadapi era 4.0

Menyambut era 4.0
Soal angka empat, tema utama WEF (World Economy Forum)  di Davos tahun 2016 menyebut 'revolusi industri ke rmpat'. Berdasar kepada sejarah, revolusi industri pertama terjadi pada abad ke- 18, ketika ditemukan mesin-mesin bertenaga uap, yang membuat manusia beralih dari mengandalkan tenaga hewan ke mesin-mesin produksi mekanis. Revolusi industri kedua berlangsung di sekitar tahun 1870 ketika perindustrian dunia beralih ketenaga listrik yang mampu menciptakan produksi massal. Revolusi industri ketiga terjadi di era 1960-an saat perangkat elektronik mampu menghadirkan otomatisasi produksi. Kini, perindustrian dan manufaktur dunia bersiap menghadapi revolusi industri keempat; Industri 4.0.

Apa dan bagaimana sesungguhnya Industri 4.0 ? Istila ini pertama kali dikenal di Jerman pada 2011. Kanselir Jerman, Angela Markel, pada pertemuan tahunan WEP 2015, menjelaskan industri 4.0 adalah mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri. Ringkasnya, sebuah pabrik pintar yang didalamnya mesin-mesin dan robot mampu bekerja menjalankan tugas-tugas rumit, bertukar informasi, saling memberi dan menerima perintah secara otomatis tampa melibatkan manusia. Semua proses produksi tersebut berjalan dengan internet sebagai penopang utama. Semua obyek dilengkapi perangkat teknologi yang dibantu sensor mampu berkomunikasi sendiri dengan sistem teknologi informasi.

Mobil yang berjalan tanpa pengemudi, mencetak mobil dalam format tiga dimensi, atau mesin yang mampu membaca pikiran manusia. Begitulah setidaknya gambaran hasil poling WEF berjudul The Future of Softwere and Society. Sebanyak 75 persen responden percaya semua kemungkinan tadi realistis.  Dan dunia perindustrian benar-benar sudah diambang Industri 4.0. Pengangguran dunia diprediksi membengkak. Pabrik pintar sebagai produk Industri 4.0 nyaris tidak membutuhkan tenaga manusia, tenaga kerja. Mesin-mesin dan robot pengganti tenaga manusia, tenaga kerja. Mesin-mesin dan robot pengganti tenaga manusia bakal hadir. Gelombang Industri 4.0 masih menyisahkan ruang bagi tenaga manusia, tapi ini terbatas pada tenaga-tenaga kerja terampil. Dampak yang lebih mengkhawatirkan, kesejahteraan hanya akan terpusat pada negara atau perusahaan yang mampu menghadirkan pabrik pintar.

Pengangguran dunia hampir pasti meningkat justru kesejahteraan terkonsentrasi pada segelintir elite ekonomi. Tanpa tindakan antisipasi sejak dini, guna mengantisipasi dampak jangka pendek transisi menuju Industri 4.0, dan upaya melahirkan tenaga-tenaga kerja terampil.Digambarkan bahwa akan ada sejumlah jenis pekerjaan yang akan hilang dalam waktu dekat. Juga sejumlah jenis pekerjaan yang akan bertahan terus bahkan makin banyak dibutuhkan. Jenis pekerjaan yang akan segera hilang antara lain telemarketers (pemasaran jarak jauh), tax prepares (penyiapan dokumen pajak), umpires-referees-other sport officials ( wasit-hakim garis-petugas olahraga lainnya), legal secretaries (sekretaris urusan peraturan), real estate brokers(perantara tanah-bangunan), farm labour contractor (kontraktor buruh tani), dan kurir. Hilangnya jenis pekerjaan tersebut disebabkan adanya otomatisasi berbagai teknologi informasi.

Sebaliknya, jenis pekerjaan yang akan langgeng antara lain mental health and substance abuse social workers (pekerja sosial yang menangani mereka yang mengalami ganguang kejiwaan atau kekerasan), choreographers (koreografer), physicians-surgeons (dokter-dokter bedah), sychologists (psikolog), human resources managers (manajer sumber daya manusia), computers systems analysts (analisis sistem komputer), anthropologists-archeologists (antropolog-arkeolog), sales manajers (manajer penjualan), dan chief executives (direktur uatama). Jenis pekerjaan ini tidak dapat digantikan fungsinya oleh komputer ataupun teknologi otomasi.

Pada masa ini kecakapan sosial semakin diperlukan. Pola perekrutan tenaga kerja di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sejak tahun 1980 yang dibutuhkan adalah mereka dengan kecakapan sosial yang tinggimeskipun keterampilan matematikanya rendah. Mereka engan keterampilan matematika yang tinggi, tetapi kecakapan sosial rendah tidak dibutuhkan. Kajian yang dilaporkan oleh Balitbang Kemdikbud tahun 2015 menunjukkan bahwa ada pergeseran kecakapan dinegara maju  sejak tahun 1960, dimana ebutuhan akan kecakapan non-rutin analisis dan kecakapan non-rutin interaktif meningkat terus. Sebaliknya, kecakapan rutin kognitif,  on-rutin manual, dan rutin manual menurun terus kebutuhannya.

Salah satu jenis pekerjaan yang akan langgeng adalah dokter dan dokter bedah karena kemampuannya menangani pasien. Setiap orang memiliki keunikan sehingga dokter harus mampu menangani mitra sesuai dengan keunikannya. Dapat disimpulkan bahwa era 4.0 adalah kemampuannya dalam menangani persoalan yang kompleks melalui kecakapan non-rutin dan kecakapan sosial. Program pengembangan kapasitas sumber daya manusia di era 4.0 harus dilakukan melalui pendidikan yang memberikan kecakapan non rutin dan kecakapan sosial, sedangkan untuk kapasitas lainnya, seperti keterampilan dan kecakapan rutin, diberikan melalui pelatihan. Dengan demikan terdapat pembagian peran yang jelas antara pendidikan (non-rutin) dengan pelatihan (rutin),  dan ini dapat menjadi rujukan dalam merancang sistem pembangunan sumber daya manusia 4.0 .


logoblog
Previous Post
Posting Lebih Baru

Post a comment

Copyright © Manajemen Sekolah. All rights reserved.